Spesialis Elektronik – Pengertian dan Cara Menghitung Satuan Listrik
Pengertian Listrik
Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan aliran muatan listrik. Listrik menimbulkan berbagai macam efek yang telah umum diketahui, seperti petir, listrik statis, induksi elektromagnetik dan arus listrik.
Listrik adalah sumber energi penting di zaman modern ini. Mayoritas teknologi di zaman sekarang ini digerakan oleh listrik. Ternyata listrik memiliki satuan, sama hal nya seperti suhu.
Pengertian Besaran dan Satuan Listrik
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan Angka atau nilai dan setiap Besaran pasti memiliki satuan. Contoh-contoh besaran dalam Ilmu kelistrikan dan Elektronika seperti Tegangan, Arus listrik, Hambatan, Frekuensi dan Daya Listrik.
Sedangkan yang dimaksud dengan satuan adalah acuan yang digunakan untuk memastikan kebenaran pengukuran atau sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Satuan ini dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Unit. Contoh-contoh satuan dalam ilmu kelistrikan dan Elektronika seperti Ampere, Volt, Ohm, Joule, Watt, Farad dan Henry.
Standar Besaran dan Satuan Listrik
Berikut ini adalah Besaran-besaran Listrik dan Elektronika serta Satuan-satuan Listrik dan Elektronika yang sering digunakan dalam ilmu kelistrikan dan Elektronika. Standar yang digunakan pada umumnya adalah SI yaitu Standard Internasional.
Besaran | Satuan | Simbol |
---|---|---|
Tegangan | Volt | V |
Arus Listrik | Ampere | A |
Hambatan/Resistansi | Ohm | Ω |
Konduktansi | Siemens | G |
Kapasitansi | Farad | F |
Muatan Listrik | Coulomb | C |
Induktansi | Henry | H |
Daya Listrik | Watt | W |
Impedansi | Ohm | Ω |
Frekuensi | Hertz | Hz |
Energi | Joule | J |
Pengertian Watt
Watt adalah satuan listrik untuk menyatakan besaran daya (Power) dari berbagai peralatan listrik. Satuan Watt ditemukan oleh James Watt seorang penemu kebangsaan Skotlandia. Satuan watt pada umumnya dapat kita jumpai pada berbagai peralatan listrik yang biasa digunakan di rumah seperti Lampu, Setrika, Mesin cuci, Pompa air, dan sebagainya. Untuk menyalakan peralatan listrik tersebut digunakan satuan Watt yang menyatakan seberapa besar daya listrik yang dibutuhkan. Selain itu, satuan Watt juga dapat kita temukan pada peralatan listrik lainnya, seperti Genset 1000Watt, Stabilizer 500Watt, dan sebagainya. Jadi satuan Watt menyatakan seberapa besar daya listrik yang dapat ditanggung oleh berbagai alat listrik tersebut.
Pengertian dan Cara Menghitung Satuan Listrik
Pengertian Ampere
Besaran arus listrik yang mengalir pada alat listrik yang digunakan menggunakan satuan Ampere. Satuan Ampere dapat juga kita temui pada berbagai macam peralatan listrik di rumah, Seperti MCB, Stopkontak, dan lain-lain. Satuan Ampere menyatakan seberapa besar arus listrik maksimal yang dapat dialirkan melalui alat listrik tersebut. Setrika listrik 220watt/ 1 Ampere, Mesin cuci 450Watt / 2Ampere, dan sebagainya merupakan macam peralatan listrik yang menggunakan satuan ampere. Satuan Ampere disini menyatakan besaran Arus yang mengalir saat alat listrik tersebut dinyalakan.
Pengertian Voltase
Volt merupakan satuan listrik untuk menyatakan besaran Tegangan listrik yang dihasilkan atau dibutuhkan dari berbagai sumber listrik. Berbagai macam alat listrik yang menggunakan satuan volt dapat kita jumpai pada alat listrik di rumah, seperti pada Lampu tertulis 220Volt, Mesin Cuci 220Volt, dan sebagainya. Besaran tegangan listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan berbagai alat listrik tersebut dinyatakan dengan Satuan Volt. Selain itu, Satuan Volt dapat kita jumpai pada berbagai pembangkit listrik, seperti Genset 220Volt, Genset 380 Volt/220Volt 3 fasa, dan sebagainya. Jadi besaran tegangan listrik yang dapat dihasilkan dari berbagai pembangkit listrik tersebut adalah Satuan Volt.
Hubungan Antara Watt, Ampere dan Volt?
Volt merupakan satuan Tegangan listrik yang pertama kali dihasilkan dari pembangkit listrik baik itu PLN maupun Genset, tanpa adanya tegangan listrik yang dihasilkan maka tidak dapat menghasilkan satuan watt atau ampere. Jadi alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu satuan Volt.
Prinsip kerja GGL menghasilkan tegangan listrik dari sebuah pembangkit listrik, tegangan yang dihasilkan sebelum digunakan disebut dengan GGL (E), lalu saat Tegangan listrik ini dialirkan ke berbagai alat listrik maka disebut dengan Tegangan Jepit (V). Kemudian pada saat Tegangan dialirkan pada suatu alat listrik, maka akan menghasilkan Arus listrik yang disebut dengan satuan Ampere.
Seberapa besar nilai tahanan pada suatu alat listrik mempengaruhi besaran Arus listrik yang mengalir dari sumber listrik menuju Alat listrik. Hal tersebut biasa disebut dengan Daya listrik dalam satuan Watt.
Semakin besar nilai Resistan (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin kecil daya (Watt) yang dibutuhkan, dan semakin kecil pula arus listrik (Ampere) yang dihasilkan, dengan besar tegangan (Volt) tetap.
Semakin kecil nilai Resistan (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin besar daya (Watt) yang dibutuhkan, dan semakin besar pula arus listrik (Ampere) yang dihasilkan, dengan besar tegangan (Volt) tetap.
Semakin Besar Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin kecil arus listrik (Ampere) yang dihasilkan dengan beban daya (Watt) yang sama.
Semakin kecil Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin besar arus listrik (Ampere) yang dihasilkan dengan beban daya (Watt) yang sama. Pernyataan diatas dapat kita buktikan pada beberapa contoh perhitungan berikut ini:
Pertanyaan Umum
- 1 Ampere itu berapa watt?
- 1 Watt berapa Ampere?
- 1 Volt berapa Ampere?
- 1 Ampere berapa Volt?
- 1 watt berapa Volt? dan sebagainya.
Bagi anda yang awam mengenai ilmu kelistrikan tentu hal tersebut akan menjadi suatu hal yang wajar untuk dipertanyakan serta menjadi suatu hal yang perlu untuk kita ketahui.
Pengertian dan Cara Menghitung Satuan Listrik
Cara Menghitung Satuan Listrik
Contoh Perhitungan:
Suatu alat listrik memiliki nilai resistan sebesar 100Ohm, kemudian dialiri tegangan listrik sebesar 220Volt, maka arus listrik yang mengalir adalah:
Hukum Ohm
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
R: Resistan (Ohm)
- V = I x R
- 220Volt = I x 100ohm
- I = 220Volt : 100ohm
- I = 2,2 Ampere
Lalu, Berapa Ampere Arus listrik yang dihasilkan jika nilai Resistannya diperbesar menjadi 200ohm?
- V = I x R
- 220Volt = I x 200ohm
- I = 220Volt : 200ohm
- I = 1,1 Ampere
Kesimpulan: Semakin besar nilai resistan maka semakin kecil arus listrik yang mengalir (Tegangan tetap), begitu juga sebaliknya. Lalu, berapa besar Daya listrik (Watt), jika tegangan listriknya 220Volt dan arus listriknya 2,2Ampere?
Rumus Daya (Watt)
P: Daya listrik (Watt)
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
- P = V x I
- P = 220Volt x 2,2Ampere
- P = 484 Watt.
Lalu, Berapa besar daya listrik (Watt) jika nilai arus listrik diperkecil menjadi 1,1 Ampere?
- P = V x I
- P = 220Volt x 1,1Ampere
- P = 242 Watt.
Kesimpulan: Semakin besar Daya (Watt) maka semakin besar Arus listrik yang dihasilkan (Tegangan tetap), begitu juga sebaliknya. Jadi jika ada pertanyaan 220 volt berapa watt harus diperhatikan juga berapa besaran amperenya
Pengertian dan Cara Menghitung Satuan Listrik
Lalu, bagaimana jika Tegangan yang diubah menjadi lebih besar atau lebih kecil?
Contoh perhitungan:
Jika Suatu instalasi listrik memerlukan daya listrik sebesar 484Watt, saat diberi tegangan listrik 220Volt maka menghasilkan arus listrik sebesar 2,2Ampere. Jadi berapa arus listrik yang dihasilkan jika tegangan diubah menjadi 380Volt?
- P = V x I
- 484Watt = 380Volt x I
- I = 484Watt : 380Volt
- I = 1,27 Ampere.
Kesimpulan, Semakin besar tegangan listrik yang digunakan, maka semakin kecil arus listrik yang mengalir (dengan besar daya tetap).
Namun perlu diingat, untuk mengubah tegangan tersebut hanya digunakan pada beberapa jaringan dari sumber pembangkit menuju Trafo, kemudian diturunkan kembali sesuai dengan besar tegangan listrik yang dibutuhkan sebelum dialirkan ke Alat listrik.
Jika alat listrik tertulis 220Volt, maka tidak bisa digunakan dengan tegangan 380Volt. Dari perhitungan diatas, maka kita dapat menghitung 1 Ampere berapa Watt, jika kita memahami tegangan listrik yang digunakan, sebagai contoh jika tegangan listrik yang digunakan sebesar 220Volt, maka:
Konversi Ampere ke Watt
- P = V x I
- P = 220Volt x 1Ampere
- P = 220Watt
Jadi 1 Ampere itu adalah 220 Watt, jika tegangan listrik yang digunakan adalah 220Volt.
Volt | Ampere | Watt |
---|---|---|
220 volt | 1 Ampere | 220 watt |
220 volt | 2 Ampere | 440 watt |
220 volt | 4 Ampere | 880 watt |
220 volt | 6 Ampere | 1320 watt |
220 volt | 8 Ampere | 1760 watt |
220 volt | 10 Ampere | 2200 watt |
220 volt | 12 Ampere | 2640 watt |
220 volt | 14 Ampere | 3080 watt |
220 volt | 16 Ampere | 3520 watt |
220 volt | 18 Ampere | 3960 watt |
220 volt | 20 Ampere | 4400 watt |
Konversi Watt ke Ampere
- P = V x I
- 1 Watt = 220Volt x I
- I = 1watt : 220Volt
- I = 0,0045 Ampere
Jadi, 1 watt sama dengan 0,0045ampere, jika tegangan listrik yang digunakan adalah 220Volt.
Volt | Watt | Ampere |
---|---|---|
220 volt | 1 Watt | 0.00455 Ampere |
220 volt | 2 Watt | 0.00909 Ampere |
220 volt | 4 Watt | 0.01818 Ampere |
220 volt | 6 Watt | 0.02727 Ampere |
220 volt | 8 Watt | 0.03636 Ampere |
220 volt | 10 Watt | 0.04545 Ampere |
220 volt | 12 Watt | 0.05455 Ampere |
220 volt | 14 Watt | 0.06364 Ampere |
220 volt | 16 Watt | 0.07273 Ampere |
220 volt | 18 Watt | 0.08182 Ampere |
220 volt | 20 Watt | 0.09091 Ampere |
Catatan:
Perhitungan diatas adalah perhitungan yang sederhana, untuk beberapa perhitungan lainnya perlu kita hitung seberapa besar cosphi (Faktor daya), selain itu jika menggunakan listrik 3 phase memiliki perhitungan sebagai berikut:
P = V x I x Cosphi x akar3
Konversi MCB ke Watt
Berbicara soal daya dan tegangan listrik, tentu tidak lepas dengan yang namanya MCB. Pada dasarnya fungsi dari MCB adalah sebagai pembatas watt dalam sebuah instalasi listrik. Sehingga listrik akan ‘jeglek’ jika menjalankan alat dengan watt yang lebih besar dari batas MCB. Biasanya pada MCB akan tertulis kode berawalan huruf C diikuti oleh angka, misal C6, C8 dan C16. Adapun kode angka menunjukkan besaran ampere, misal C6 berarti berukuran 6 Ampere dan seterusnya. Sementara untuk volt pada MCB biasanya tertulis 230 volt.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, untuk mendapatkan Watt maka menggunakan rumus Watt = Volt x ampere, sehingga jika diketahui pada MCB C6 tertulis volt 230 volt, besar watt yang dapat dibatasi adalah 1380 watt.
Volt | MCB | Watt |
---|---|---|
230 volt | MCB C2 | 460 watt |
230 volt | MCB C3 | 690 watt |
230 volt | MCB C4 | 920 watt |
230 volt | MCB C5 | 1150 watt |
230 volt | MCB C6 | 1380 watt |
230 volt | MCB C10 | 2300 watt |
230 volt | MCB C16 | 3680 watt |
230 volt | MCB C20 | 4600 watt |
230 volt | MCB C25 | 5750 watt |
230 volt | MCB C32 | 7360 watt |
230 volt | MCB C40 | 9200 watt |
Demikian pembahasan kali ini tentang Pengertian dan Cara Menghitung Satuan Listrik. Jika ada yang kurang jelas atau ada yang salah, silahkan sampaikan pada kolom komentar di bawah.
Tolong bantu saya dengan membagikan postingan ini. Terimakasih 🙂