Spesialis Elektronik – Jenis Jenis Baterai Yang Sering Dipakai pada UPS
UPS atau Uninterruptible Power Supply adalah perangkat yang berfungsi untuk memberikan daya listrik cadangan ketika sumber listrik utama terputus atau tidak stabil. UPS sangat penting untuk melindungi perangkat elektronik dari kerusakan akibat gangguan listrik, seperti tegangan naik turun, lonjakan arus, atau pemadaman. UPS juga memberikan waktu bagi pengguna untuk menyimpan data dan mematikan perangkat elektronik secara aman.
Salah satu komponen utama dari UPS adalah battery atau baterai. Battery adalah sumber daya listrik cadangan yang disimpan di dalam UPS dan digunakan saat sumber listrik utama gagal. Battery harus memiliki kapasitas yang cukup untuk menyalurkan daya listrik sesuai dengan kebutuhan perangkat elektronik yang terhubung dengan UPS. Battery juga harus memiliki umur pakai yang lama dan tidak mudah rusak.
Jenis Jenis Baterai Yang Sering Dipakai pada UPS
Ada beberapa jenis battery yang sering dipakai pada UPS, antara lain:
Baterai asam timbal (lead acid)
Baterai ini adalah jenis baterai UPS yang paling banyak digunakan karena harganya yang relatif murah dan mudah didapatkan. Baterai asam timbal memiliki kapasitas yang cukup besar dan dapat bertahan hingga 3-5 tahun jika dirawat dengan baik.
Namun, baterai ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti berat yang berat, memerlukan ruang penyimpanan yang luas, dan rentan terhadap sulfatasi atau pengendapan kristal timbal sulfat pada pelat elektroda.
VRLA dan SLA
VRLA (Valve Regulated Lead Acid) atau SLA (Sealed Lead Acid). Jenis battery ini adalah yang paling umum digunakan pada UPS saat ini. Battery VRLA atau SLA memiliki elektrolit yang diserap dalam sebuah pemisah pelat atau dibentuk menjadi gel.
Battery ini tidak memerlukan perawatan rutin dan dapat dipasang dalam posisi apa pun. Battery ini juga tidak mengeluarkan gas atau bau asam saat diisi ulang. Battery VRLA atau SLA biasanya digunakan untuk perangkat listrik portabel dengan ukuran besar, sistem daya off-grid, dan sejenisnya.
NiCd (Nickel Cadmium)
Jenis battery ini adalah salah satu teknologi tertua yang digunakan untuk UPS. Battery NiCd memiliki keunggulan dalam hal ketahanan terhadap suhu tinggi dan siklus pengisian ulang yang banyak. Battery NiCd juga dapat menyimpan daya listrik lebih lama daripada jenis battery lainnya.
Namun, battery NiCd memiliki kekurangan dalam hal berat, ukuran, dan biaya yang lebih tinggi daripada jenis battery lainnya. Battery NiCd juga rentan terhadap efek memori, yaitu penurunan kapasitas battery akibat pengisian ulang sebelum battery habis sepenuhnya.
Baterai nikel logam hidrida (NiMH)
Baterai ini adalah jenis baterai UPS yang lebih ramah lingkungan daripada baterai NiCd karena tidak mengandung kadmium. Baterai NiMH juga memiliki kapasitas yang lebih besar dan tidak mudah terpengaruh oleh efek memori atau penurunan kapasitas akibat pengisian ulang sebelum habis.
Namun, baterai ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti harganya yang masih mahal, umur simpannya yang pendek, dan rentan terhadap self-discharge atau pengosongan sendiri.
Li-ion (Lithium Ion)
Jenis battery ini adalah teknologi terbaru yang digunakan untuk UPS. Battery Li-ion memiliki keunggulan dalam hal berat, ukuran, dan biaya yang lebih rendah daripada jenis battery lainnya. Battery Li-ion juga memiliki kapasitas yang lebih besar dan tidak mengalami efek memori.
Namun, battery Li-ion memiliki kekurangan dalam hal umur pakai yang lebih pendek dan sensitif terhadap suhu tinggi dan lonjakan arus.
Kesimpulan
Itulah beberapa jenis battery yang sering dipakai pada UPS. Setiap jenis battery memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga pengguna harus memilih sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka. Selain itu, pengguna juga harus melakukan perawatan dan penggantian battery secara berkala agar UPS dapat berfungsi dengan optimal.